Home » , , , » Menyoal Serangan Teroris di Perancis tanpa Harus Apologetis

Menyoal Serangan Teroris di Perancis tanpa Harus Apologetis

Diceritakan oleh Gugun Arief pada Saturday, November 14, 2015 | 5:56 PM

Mendadak ada serangan teror lagi di Paris, di sebuah gedung konser. Apa yang langsung hinggap di benak anda? Pelakunya Muslim?

Itulah kekuatan "inception on collective mind" bahwa Muslim pasti bersalah. Bahkan tweet dari AFP mengatakan ada teriakan "Allahuakbar" dari penyerang. Meski tak disebut pelakunya Muslim (dan secara logis juga belum pasti yang teriak syahadat atau bahkan hafal ayat Quranpun Muslim) opini kolektif telah tergiring. Dalam batin pun langsung terlintas kata Muslim.

Saya pribadi percaya bahwa hal-hal beginian adalah permainan politik tingkat tinggi. Seperti dalam film Machete, senator yang diperankan Robert DeNiro harus dilukai agar publik marah dan mendapat legitimasi mengusir kaum yang satu ras dengan pelaku. Di sini sangat mungkin publik Eropa akan mendapat legitimasi membenci Muslim. Sudah sering terjadi.
 
Menyoal Serangan Teroris di Perancis tanpa Harus Apologetis

TAPI...

Yang bikin saya geram, hal-hal seperti ini, juga sejak kasus Charlie Hebdo ... sebagian Muslim juga mendukung terorisme seperti itu. Mereka puas ada yang membunuh untuk membela rekan seagamanya. Bahkan saya ingat, ketika saya mencoba menengahi, darah saya langsung dihalalkan.

Pengarahan opini itu emang ada. Tulisan saya ini pun memang mengecam itu juga. AFP mengutip ada teriakan "Allahu akbar", ini kan framing. Akan tetapi mustinya isu kemanusiaan ditanggapi dengan belasungkawa bukan pembandingan siapa yang paling makan banyak korban.
Framing berita AFP dalam akun Twitternya, mengutip adanya teriakan "Allahu Akbar."
Framing berita AFP dalam akun Twitternya, mengutip adanya teriakan "Allahu Akbar."

Sebenarnya perpecahan umat Islam terjadi karena masalah internal, bensin sudah ada, pihak luar hanya tinggal lempar api. Beda mazhab, bentrok, beda tafsir bentrok gak perlu ada sebab luar. Kita dari zaman pecah Sunni-Syiah emang maunya bentrok. Sekarang tinggal kita sendiri, mau jadi pion kepentingan asing apa tidak. Soalnya perpecahan Muslim berabad-abad adalah berkah luar biasa buat "The Hidden Designer" itu. 😊

Tambahan lagi, beberapa rekan mengungkit semacam ini: "Ada penembakan di Paris seluruh dunia mengutuk Muslim, ada penembakan di Gaza dan Syria dunia bungkam". nah, mentalitas jadi korban ini ternyata masih jadi bagian dari sifat apologisme. Pertama, dunia tidak bungkam. Sudah berapa banyak orang non Muslim menyuarakan anti-zionisme, terakhir saya denger (belum tabayyun) bahkan Christiano Ronaldo aja juga menyerukan anti-zionisme. Relawan-relawan anti pendudukan Israel juga bukan Muslim saja. Dan tahulah Israel kemudian malah koalisi ama Arab Saudi menyerbu Yaman. Soal Syria juga diberitakan di media-media besar barat. Bungkamnya dimana? Lagipula, Gaza, Syria, Yaman dll adalah daerah konflik/perang, bukan negara damai. Kedua,... lagi-lagi soal kemanusian dibawa untuk berpolar, membentuk anggapan bahwa Dunia tengah memusuhi Islam. Walah walah walah....

Makanya saya pun membagi Muslim jadi beberapa:

  • Muslim rahmatan lil alamin, mereka akan ikutan berkabung dengan peristiwa ini
  • Muslim rahmatan lil muslim, mereka cemas muslim akan jadi sasaran tuduhan tapi tak ambil sikap kalo yang jadi korban non-muslim
  • Muslim yang nggak rahmatan lil keduanya, mereka akan merayakan kemenangan ini sebagai kemenangan atas umat Islam. Mungkin mereka malah berharap kenapa kok korbannya nggak Syiah sekalian
Ini semua membangun sebuah pertanyaan besar di benak saya:

"Kenapa agamamu menjadi bahan hinaan dan tuduhan di mana-mana?"

Well, mungkin sebagian dari kita (Muslim) memang hipokrit, bigot, standar ganda dan tidak membuat penampilan yang baik (secara standar kemanusiaan umum lintas-primordial). Sebagian dari kita terlalu asyik membangga-banggakan diri sebagai umat terbaik, terdamai, terrahmati. Ketika musuh kafir diserang malah "alhamdulillah". Sebagian dari kita gemar anti-antian, mengatakan mereka bukan Islam. Menyatakan permusuhan terang-terangan. Apologetis jika sebagian saudara seiman berbuat kerusakan. Gemar fitnah. Lalu cuci tangan.

Baca Juga:  Perang Hashtag #PrayforParis vs #PrayfortheWorld, Gerakan Anti Ini Anti Itu

Setelah ini tuduhan kepada Muslim pasti akan semakin masif. Sekarang tinggal kita mau bersikap apa tidak. Kalau orang memaki agamamu sebagai barbarian dan bigot, ya mungkin kamu nggak jadi representasi yang baik dari agamamu. Mungkin karena kamu nggak menafsir ulang dan memilih taqlid sama junjungan-junjunganmu yang notabene lahir beratus-ratus tahun setelah meninggalnya Nabi. Terus ketika ada branding Islam Nusantara, Islam moderat kamu mencemoohnya sebagai sesat.

Stop being apologetic, my brother.

Wassalamualaikum.
Jika menurut Anda bermanfaat, silakan berbagi tulisan ini ke teman Anda dengan tombol Google+, Twitter, atau Facebook di bawah ini.
Comments
0 Comments
0 Comments

Berikan Komentar

Post a Comment

Translate This Page into