Buku Pertama Dea: Children's Illustrated Dictionary terbitan Dorling Kindersley

Saya mendapatkan Children's Illustrated Dictionary terbitan Dorling Kindersley ini di pasar buku loak Malang yang ada di Jalan Retawu kira-kira setahun yang lalu. Buku ini ditawarkan dengan harga 100 ribu. Saya mencoba menawarnya di harga 60 dengan trik klasik meninggalkan penjualnya (dengan harapan dikasihkan). Sialnya, penjualnya tahu binar mata saya menunjukkan saya menginginkan buku koleksinya itu, yang tidak ada di deretan penjual buku lainnya. Hmm, setelah muter 1 blok, saya kembali ke si penjual dan menanyakan berapa pasnya. Kami sepakat di harga 80 ribu rupiah. Saya merasa sangat beruntung sekali mendapatkan ensiklopedia bergambar ilustrasi plus berbahasa Inggris ini dengan harga yang cukup murah menurut saya.

Masa kecil saya tidak mendapatkan banyak buku. Namun, saya masih ingat beberapa buku dan satu paket buku bergambar ilustrasi terbitan Gramedia yang menjadi bacaan saya semasa beranjak ke SMP. Ada tentang kereta api, binatang laut, cara membuat film, transportasi, petualangan Kapten James Cook. Bahkan saya masih ingat samar-samar mesin uap pertama yang salah satunya bernama Rocket dari Inggris.

Walaupun dulu jika diminta menuliskan hobi seringkali saya akan tulis "membaca", kini saya akui bahwa ternyata saya tidak begitu menyukai membaca. Namun, saya tetap mencintai buku. Akibatnya, banyak buku yang saya beli tanpa pernah saya baca. Harapan saya, suatu saat bisa membuat taman baca minimal bagi anak-anak saya, itung-itung menebus masa kecil saya yang kurang melek baca.

Children's Illustrated Dictionary yang saya beli ini sampulnya hardcover. Saya pikir, wah cocok buat anak karena sampulnya tidak gampang rusak. Setiap halamannya paling tidak ada 10 gambar ilustrasi riil (foto asli, bukan lukisan atau gambar tangan) yang menjelaskan istilah atau kata di sana. Gambar ilustrasinya sangat bagus karena kertas yang dipakai kertas luks full color. Saya sangat merekomendasikan ensiklopedia ini untuk anak usia 6 tahun ke atas.

Saya akan tetap menyimpan buku pertama Dea ini. Nanti pelan-pelan saja saya akan mencoba memperkenalkannya dengan e-sabak (ebook reader) atau tablet untuk membaca. Suatu hari nanti, mudah-mudahan Dea ingat buku ini sebagaimana saya mengingat buku-buku masa kecil saya. Sekarang saya masih ujicoba mengalihkannya ke gadget, mumpung negara api belum menyerang.