Home » , » Andre Matkasdjo, dari Belanda Menyusuri Jawa untuk Mencari Jejak Leluhurnya

Andre Matkasdjo, dari Belanda Menyusuri Jawa untuk Mencari Jejak Leluhurnya

Diceritakan oleh Tricahyo Abadi pada Saturday, January 3, 2015 | 12:23 AM

Di grup Facebook Blitar Kutha Cilik sing Kawentar ada cerita menarik yang akan saya bagi di sini sekarang. Melalui grup tersebut, akun FB atas nama Mbak Sekar Arsyi mengabarkan sebuah berita tentang seseorang yang berdomisili di Belanda yang tengah mencari leluhurnya di sebuah desa yang bernama Sukorejo. Desa ini berada di wilayah Kabupaten Blitar.
Orang yang tengah mencari leluhurnya tersebut bernama Andre Matkasdjo. Beliau kini tinggal di Belanda. Tahun 2010 lalu, Pak Andre datang ke Desa Sukorejo, Ponggok, Blitar, untuk menelusuri jejak keluarganya. Usaha agar tidak kepaten obor (tidak lagi ada titik terang atau clue siapa leluhurnya) ini telah banyak dilakukan oleh keturunan imigran Jawa yang dulu dipekerjakan Belanda ke Suriname. Memang, data identitas orang Jawa yang ada di Suriname cukup lengkap seperti halnya terekam dalam buku Historische Database Van Suriname: Gegevens Over de Javaanse Immigranten (Database Sejarah Suriname: Informasi tentang Imigran Orang Jawa) karya Maurits S. Hassankhan dan Sandew Hira yang diterbitkan tahun 2000 oleh penerbit Amrit. 

Yang tengah beliau cari adalah tempat asal ayahanda beliau yang bernama Sidin Matkasdjo yang menurut catatan arsip lahir 22 Agustus 1910. Sidin Matkasdjo adalah imigran Jawa angkatan tahun 1928 yang berangkat ke Suriname, tepatnya tanggal 22 Agustus 1928, melalui kapal Simaloer II, melalui Batavia menuju kota Paramaribo, Suriname. Pak Sidin dipekerjakan oleh E. A. Brunings di perkebunan Rust en Werk pada usia 18 tahun dengan kontrak selama lima tahun, yang dimulai pada 7 Oktober 1928 dan berakhir pada 7 Oktober 1933 dengan kode kontrak AF1530

Pak Sidin Matkasdjo menikah dua kali. Pertama dengan Ibu Toemie yang lahir pada 22 Agustus 1904. Ibu Toemie meninggal pada 9 Desember 1941. Dari Ibu Toemie, Pak Sidin memperoleh 7 anak, 4 putra (Saidi, Hans Rebo, Sailan, dan Sahit) dan 3 putri (Toeminem, Ngarisi, dan Sarah). Pernikahan kedua dengan Ibu Wagina Amatradji dikaruniai dua anak, satu putri (Anita) dan satu putra (Andre). Pak Andre inilah yang kini tengah mencari jejak keluarganya di Jawa.

Almarhum Sidin Matkasdjo (kiri) dan istrinya, almarhumah Ibu Toemie (kanan)
Almarhum Sidin Matkasdjo (kiri) dan istrinya, almarhumah Ibu Toemie (kanan)

Asal-usul Sidin Matkasdjo

Masih berdasarkan data, Sidin Matkasdjo berasal dari:
  • Gewest Blitar
  • Afdeling Tulungagung
  • District Kalangbret
  • Desa Temon
Menurut akun Mbak Yem Isfahra, ada dua desa di wilayah Kabupaten Blitar yang bernama Sukorejo, satu masuk wilayah Kecamatan Udanawu, satu lagi masuk Kecamatan Ponggok. Menurut Mbak Sekar sendiri, desa yang telah dikunjungi sang pencari leluhur ini berada di dekat Pasar Pathok. Jika demikian, maka menurut Mbak Yem Desa Sukorejo yang didatangi Pak Andre itu adalah yang berada di Kecamatan Ponggok.

Menurut dugaan saya, Sukorejo yang ada di Blitar ini bukanlah lokasi utama yang Pak Andre cari. Kemungkinan beliau telah mendapat informasi bahwa Desa Temon telah berubah menjadi Desa Sukorejo. Itu saya simpulkan dari sebuah komentar yang nampaknya berasal dari akun beliau di Youtube (saya menduga demikian karena akun ini memakai foto Pak Sidin di atas sebagai propic-nya). Nampaknya beliau mengunjungi Desa Sukorejo yang berada di daerah Kabupaten Blitar semata sebagai alternatif (siapa tahu)

Desa Sukorejo atau Desa Temon
Komentar yang nampak ragu mengenai Desa Sukorejo dan Desa Temon
setahun yang lalu.
Update:

Berdasarkan info terbaru dari Mbak Eiliyah Azzah dan hasil Googling, setidaknya ada tiga daerah bernama Sukorejo di Blitar Raya. Pertama, tetangga desa Sumbersari, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar. Kedua, kelurahan sekaligus kecamatan di Kota Blitar. Ketiga, kelurahan di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Jadi, sampai saat ini saya belum tahu wilayah Blitar mana yang diceritakan Mbak Sekar telah didatangi oleh Pak Andre.

Memang, data yang ada di arsip di atas menunjukkan daerah Blitar. Walaupun demikian, data-data yang tersebut menggunakan istilah khusus daerah-daerah di masa pemerintahan Belanda di Jawa pada saat itu. Menurut buku Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah karya Hanif Nurcholis, hierarki pembagian daerah berdasarkan Undang-Undang zaman Belanda dulu, pembagiannya adalah sebagai berikut:
  • Gewest adalah daerah administratif otonom setingkat karesidenan, dikepalai oleh Residen, seorang penguasa berbangsa Eropa
  • Afdeling adalah daerah administratif di bawah gewest, setingkat dengan kabupaten, dan dipimpin oleh seorang Asisten Residen, yang seorang penguasa berbangsa Eropa 
  • Di bawah afdelling ada onder-afdeling yang dikepalai seorang controleur berbangsa Eropa. Controleur di Jawa bukan kepala wilayah, namun diperbantukan pada Asisten Residen untuk mengawasi para Bupati.
  • District adalah daerah administratif setingkat dengan kawedanan dan dipimpin oleh seorang wedana pribumi
  • Di bawah district ada onderdistrict setingkat kecamatan yang dikepalai oleh Asisten Wedana pribumi yang mempunyai tugas mengawasi para kepala desa.
  • Paling bawah ada desa.
Jika ditilik data arsip dan hierarki di atas, lokasi asal Pak Sidin Matkasdjo mengerucut pada daerah di Tulungagung, bukan di Blitar sekarang. Dus, saya menduga Desa Temon yang dimaksud kemungkinan adalah Dusun Temon, Desa Sukorejo, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung. Hal ini sesuai dengan nama yang dipakai pada akun Youtube di atas yaitu Sidoredjo Tijgercreek. Sidorejo - Temon, Sukorejo - Kalangbret memang merupakan desa-desa di Tulungagung yang saling berdekatan.

Menurut saya masuk akal bila Desa Temon menjadi Dusun Temon karena desa zaman dahulu mungkin berubah menjadi dusun bagian dari wilayah desa yang lebih besar untuk masa sekarang ini. Namun, ini adalah sekadar spekulasi saya berdasarkan apa yang saya baca. Mudah-mudahan saat tahun depan ke Jawa Lagi (tahun 2016 seperti info Mbak Sekar), Pak Andre bisa menemukan apa yang beliau cari selama ini. Semoga.

Update (pukul 19:22):

Sore ini saya sudah berteman dengan Pak Andre di Facebook. Dan saat saya mengklarifikasi apakah beliau juga sudah mendatangi Tulungagung, beliau mengonfirmasi hal itu. Desa yang beliau datangi adalah Desa Sukorejo yang berada di Kabupaten Tulungagung. Meskipun beliau tidak paham masuk wilayah mana desa ini, tapi jika kita lihat logo di gapura (lihat foto bagian kiri), kelihatan jelas bahwa itu adalah logo Kabupaten Tulungagung. Jika demikian, maka Pak Andre sudah datang ke tempat leluhurnya yang tepat. Case closed.

Gapura Masuk Desa Sukorejo
Gapura Masuk Desa Sukorejo
Jika menurut Anda bermanfaat, silakan berbagi tulisan ini ke teman Anda dengan tombol Google+, Twitter, atau Facebook di bawah ini.
Comments
0 Comments
0 Comments

Berikan Komentar

Post a Comment

Translate This Page into