Home » » Hoax: Cumi-Cumi Raksasa Terdampar di California

Hoax: Cumi-Cumi Raksasa Terdampar di California

Diceritakan oleh Tricahyo Abadi pada Saturday, January 11, 2014 | 3:46 AM

Hoax Info wabah pengerasan otak IDI
Hoax info IDI wabah pengerasan otak
Baru saja saya mendiskusikan tentang hoax di grup Kawruh Jawa di Facebook dan berbagi tips agar berhati-hati menyikapi berita bohong yang seringkali meresahkan ini. Diskusi ini adalah sebagai tanggapan saya atas posting hoax info Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengenai wabah pengerasan otak yang dikirim di grup tersebut.

Dan kebetulan, tak beberapa lama kemudian di wall FB saya muncul posting berita dari seorang teman tentang cumi-cumi raksasa yang terdampar di California. Melihat foto ilustrasi serta caption berita itu, saya langsung curiga berita itu tidak benar karena saya ingat tulisan yang dulu pernah saya posting di blog ini yaitu Ciri-Ciri Hoax.



Hoax cumi-cumi raksasa terdampar
Berita Cumi-cumi raksasa terdampar

Berikut ini beberapa keanehan yang seketika saya kenali pada berita ini:
  • Pertama, berita ini cepat menyebar di media massa, istilahnya viral (bak virus ganas)
  • Kedua, isinya menggunakan istilah berlebihan: raksasa (giant) tak terkendali (uncontrolled), 
  • Ketiga, mencantumkan hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa tragis untuk mendapatkan berita yang mengaduk emosi, dalam hal ini mencantumkan radiasi reaktor nuklir Fukushima yang bocor sehubungan dengan bencana bencana gempa dan tsunami Jepang.
  • Keempat, berita ini menggunakan bahasa canggih: genetic mutations, radioactive gigantism
Dalam analisis yang telah dilakukan about.com, kita dapat temukan lebih lanjut hal-hal janggal mengenai berita cumi-cumi raksasa ini. 

Pertama, adalah mengenai sumber awal berita itu sendiri yang ketika ditelusuri about.com mempunyai prinsip penyampaian berita "tidak hanya puas dengan berita cetak, namun juga menciptakan berita jika diperlukan". Menurut analisis about.com, berita ini memang termasuk berita buatan dengan pertimbangan bahwa sampai saat ini belum ada yang melaporkan klaim penemuan cumi-cumi ini, baik pada sumber berita resmi, lokal maupun nasional. Pertimbangan lainnya adalah bahwa ukuran cumi-cumi yang terlalu dibesar-besarkan sehingga kelihatan mustahil yaitu 160 kaki atau sekitar 48 meter, dibandingkan bahwa cumi-cumi terbesar yang pernah ditemukan adalah 43 kaki atau sekitar 13 meter, atau menurut National Geographic adalah 59 kaki (18 meter) atau prediksi Leslie Schwerin, sutradara Monster Squid: The Giant Is Real untuk Discovery Channel, mungkin bisa mencapai 60 kaki.



Terakhir dan yang cukup penting cukup penting adalah bahwa dalam analisisnya tersebut about.com menemukan bahwa dua ahli yang namanya dicantumkan pada sumber berita ini ternyata fiktif alias rekaan.

Tips

Banyak sekali hoax berseliweran di sekitar kita. Bahkan karena ketidaktahuan kita, sebagian dari kita ikut-ikutan menyebarkan berita bohong. Saya pun dulu melakukannya. Tentunya hal ini tidak dapat dibenarkan karena otomatis kita ikut menyebarkan kebohongan. 

Perilaku ikut-ikutan share, berbagi info, dan menyebarkan berita di media massa terutana internet tak lepas dari efek badai informasi yang kini terjadi. Begitu banyaknya informasi yang masuk ke sekitar kita membuat kita tak sempat menyaring dan memilahnya. 

Salah satu isi internet yang seringkali menipu dan membuat resah adalah pseudoscience yang dikemas dalam bentuk hoax. Demikian memikatnya kemasan itu membuat teman-teman yang telah kita ingatkan bahwa info itu bohong belaka pun keras kepala tetap memilih mempercayainya. Sayang sekali, mungkin inilah gegar yang tengah dialami pengguna internet menghadapi badai informasi ini. Hal ini pula yang menimbulkan kegalauan Goenawan Mohamad melihat fenomena media sosial seperti Twitter, Facebook, dan sebagainya. Tulis beliau dalam Caping-nya:

"... Dan lahirlah Twitter, Facebook, ... bersaing cepat, berlomba menarik perhatian, bersaing mau diakui, berlomba teriak. Aku menggebrak, maka aku ada."
".. Mereka melintas. Mereka tenggelam. Mereka dingat, tak lengkap. Mereka mungkin statemen, mungkin salah paham yang bergegas...." (Tempo, 12 Januari 2014)
 
Media sosial akhirnya hanya, mengutip GM yang mengutip temannya yang mengutip Macbeth: "full sound of fury, signifying nothing."

Kesimpulan

Keanehan-keanehan di atas membuat about.com dan saya yakin bahwa berita tentang cumi-cumi raksasa yang cepat sekali beredar di Facebook ini hoax/berita palsu belaka. Di luar itu, kepercayaan atau keyakinan Anda berada di luar jangkauan orang lain. Keputusan untuk tabayyun, klarifikasi mengecek kebenaran berita pun tetap di tangan kita masing-masing. Bagaimanapun juga, kewajiban saling mengingatkan terhadap sesama dan menyebarkan kebaikan tidak perlu harus kita lalui dengan menyebar berita yang kita sendiri belum tahu kebenaran yang sesungguhnya, apalagi dengan berita bohong.

Sekian +Tukar Cerita kali ini. Jika Anda percaya mengenai berita cumi-cumi raksasa ini, silakan beri komentar di bawah. :)
Jika menurut Anda bermanfaat, silakan berbagi tulisan ini ke teman Anda dengan tombol Google+, Twitter, atau Facebook di bawah ini.
Comments
0 Comments
0 Comments

Berikan Komentar

Post a Comment

Translate This Page into