Home » » Optimisme Seorang Sahabat: Life Is Beautiful

Optimisme Seorang Sahabat: Life Is Beautiful

Diceritakan oleh Tricahyo Abadi pada Sunday, January 11, 2009 | 1:07 PM

Saya punya seorang teman nge-game Tantra. Orangnya sangat periang, suka memberi, suka bercanda. Semuanya menyukai dia walau candanya banyak ngibul. Tapi, bagi saya ngibul-nya adalah suatu keoptimisan. Jika pembaca di sini pernah melihat film La vita รจ bella (Life Is Beautiful) mungkin akan paham maksud saya. Pada akhirnya saya bisa bertatap muka dengannya di sebuah hotel di Denpasar. Waktu itu saya sedang bertugas ke sana, dan dia sedang berlibur dengan keluarganya. Bagaimanapun juga, cerita di bawah yang pernah kuposting di sini mungkin termasuk hasil dia ngibul. Tapi sekali lagi: Life Is Beautiful! (Update 29 November 2012)

Dia termasuk pemain lama game online Tantra, namun berhenti saat karakternya di game banned by the publisher dengan tuduhan memanfaatkan bug/cheat. Dia main lagi karena melarikan diri dari masalah yang melandanya: tragedi cinta!

Ketika itu persiapan pernikahannya dengan gadis tercinta telah disiapkan, hari-H telah ditentukan, undangan pun telah disebar. Namun menjelang resepsi, tiba-tiba terjadi geger tak terduga, calon mempelai wanita kabur entah ke mana bersama lelaki lain! Pada saat yang sama perusahaannya tengah mengalami krisis. Usaha bangkrut, cinta hilang, kejadian yang sangat memukul jiwanya. Persis pepatah sudah jatuh tertimpa tangga. Apalagi yang harus dia lakukan selain melarikan diri dari masalah. Perusahaannya dia tutup, dan dengan uang tersisa dia pakai nge-game setiap hari.

Bermain game online tentu bisa menjadi pelarian diri sementara dengan bersenang-senang bersama teman-teman dunia maya. Namun sebenarnya game juga merupakan masalah tersendiri. Kalau membiarkan diri larut di dalamnya, bisa kecanduan.

Akhirnya 29 November 2012 saya bisa bertemu dengannya.



Tentu dia takkan membiarkan dirinya semakin tenggelam, mengatasi masalah dengan masalah. Beruntung orang tuanya selalu menasehati. Dia pun berhenti nge-game, lalu ikut sebuah usaha multi-level marketing (MLM), ceritanya pada saya.

Terakhir ini saya menghubunginya untuk mengajaknya sesekali bermain game kembali. Saya sebenarnya sudah berhenti main game. Saya mengajaknya lebih karena karena saya di sini juga merasakan kegelisahan untuk mengisi sisa hidup. Namun, dia mengatakan dia sekarang berada di pelosok Wonogiri yang jarang ada koneksi internet bekerja menjadi tukang foto pre-wedding. Saya menanyakan bagaimana usaha MLM-nya. Katanya, banyak kesulitan untuk mengembangkan usaha semacam itu di masyarakat yang semakin melek globalisasi ini. Akhirnya, dia bilang, gagal dan bangkrut.

Saya sangat bersedih memikirkan seorang yang punya perusahaan sendiri lalu menjadi tukang foto keliling. Ternyata tak seburuk itu. Dia ikut temannya dan dipercayai memimpin sebuah cabang toko fotografi di sana. Namun ada yang lebih mengejutkan saya. Ketika saya bilang padanya, ”Ya sudah Bro, semoga usahamu sukses. Meskipun kita berbeda menyebutnya, yang kita maksud adalah sama, yaitu Tuhan yang menciptakan kita. Kalau Dia benar-benar ada, tentu Dia mendengar. Amin. Aku sendiri masih mencari tuhanku yang hilang.”

Jawabannya lebih mengejutkan, ”Alhamdulillah bos. Aku masuk islam. Doaku selalu dijawab allah. Beneran.”

Aku terbengong-bengong, ”Lho, perasaan natal barusan kamu merayakan dengan mendengarkan firman tuhan?”

”Aku ga fanatik agama, Bos. Empat bulan yang lalu aku belajar islam di pekalongan, tapi ga pernah sholat. Dulu masuk kristen, yang ada cma cobaan melulu. Kalo islam terkabul terus.”

Aku tak bisa berkata apa-apa. Semua nampak konyol: semudah itukah doa-doa terkabul? Ada haru, ada geli. Adakah yang bisa membayangkan perasaanku?

” Maenin karakter game-ku donk boz. Ntar kalo aku sudah sukses, pasti aku main lagi. Huehuehue.”

Dan adakah yang bisa membayangkan keoptimisan dengan keriangan seperti itu? Dia seperti paham intisari ”Walaa tai asu” walaupun mungkin dia tak pernah membacanya. Saya kembali membisu. "Jujur, aku salut, Bro!"

Saya tidak tahu apakah semua cerita teman saya di atas bualan rutinnya atau memang benar-benar terjadi. Namun, jelas itu mempengaruhi hidup saya. Saya yang selama ini tidak punya ambisi untuk hidup kaya, tiba-tiba saja ingin menjadi orang kaya, agar bisa menyelamatkan bakat orang-orang istimewa di sekitar saya seperti teman saya itu, dan bisa membantu orang susah yang harus membanting tulang untuk hidup, orang terlilit utang, orang yang membutuhkan uluran tangan. Kadang cerita bohong pun dapat menginspirasi dan mengubah hidup seseorang, bukan?

Di fajar shadiq dini hari begini katanya doa mudah terkabul. Suara lantunan Qur’an dari masjid-masjid mengajak untuk lebih khusyuk. Namun saya sudah terkapar lelah dan mengantuk.
Jika menurut Anda bermanfaat, silakan berbagi tulisan ini ke teman Anda dengan tombol Google+, Twitter, atau Facebook di bawah ini.
Comments
0 Comments
0 Comments

Berikan Komentar

Post a Comment

Translate This Page into