Home » » Puisi Cinta: Kerinduan dan Penantian

Puisi Cinta: Kerinduan dan Penantian

Diceritakan oleh Tricahyo Abadi pada Monday, June 2, 2008 | 2:39 PM

Diary

Bukalah diary ini
Kan kau rasakan betapa hidup memang berputar
Dan kan kau rasakan panasnya semangat
Ketika api jiwa memanggilmu 'tuk menorehkan tinta

Bukalah diary ini
Kau akan hanyut ke dalam pusaran yang gelap nan dalam
Ketika kerapuhan jiwamu membawmu tenggelam dalam tulisan
Bukalah diary ini
Dan kau kan menangis dalam air mata darah
Ketika duka menyayatmu membuka luka yang tak tesembuhkan
Yaitu ketika sebuah kepercayaan
telah dikhianati

Bukalah diary ini
Kau akan tersenyum bahagia
Ketika cinta sejati merasuki jiwa
Yaitu saat kenangan manis seorang sahabat
Tergores indah dalam lembaran sanubari
Dan menjadi bait puisi masa lalu

Bukalah diary ini
Dan ingatlah aku selalu

Oleh: Herry, Bekasi,17 August 2001 

Rindu

Sehari yang lalu
kau masih di sampingku
Warnaiku dengan kata-kata indah
bahagiakanku dengan senyum manismu
Basuh hatiku dengan sejuk pandanganmu

Tapi kini kau telah tiada
Tiada kata yang kau tuang
Seperti minuman penutup makan malam
Kunanti engkau tak juga datang

Makluk bernama rindu telah dekatiku
Mengerogoti secuil hati kehidupanku
Andai aku bisa mati olehmu
Kukan sangat bahagia
dan berterima kasih padamu

Oleh: Herry, Bekasi, 6 September 2001 

Kerinduan

Kau datang bersenandung
Seiring hilangnya dariku
Kau siksa penantianku
Dengan nikmatmu
Kau ilhami anganku
Dengan bayangan keindahanmu

Kau renggut malamku
Dengan iming-iming pertemuanmu

Itukah kamu ?
Yang membuatku tak menentu
Menghanyutkan secuil hatiku
Hingga tak lagi utuh

Itukah kamu ?
Yang membuat hidupku adalah matiku
Dan matiku adalah hidupku

Oh ...... Rindu
Kau telah datang padaku
Menawarkan kenikmatan empedu

Oh....... Rindu
Buatlah aku bisa menikmatimu
Buatlah aku mati olehmu
Dan tak kan kusesali kematianku

Catatan penulis:
Puisi-puisi diatas adalah untuk Bunga Maya dan Bunda Maria

Oleh: Herry, Bekasi 7 September 2001

Ramadhan Rindu

Malam ini....bulan ramadan
Telah sunyi keadaan
Manusia berpulang ke kampung halaman
membawa sekarung keceriaan
Malam ini....kutulis kata terakhir
Hendak kulewati jeda teramat panjang, bagiku
Detik ini...terbaca dalam hati
kesedihan...peratapan...dan menangis
karena sebuah jeda menghampiri
Akan kurindukan engkau
pengusik hati, periak gelombang imaji
penawar rasa (yang) telah tumbuh
Saat ku kudatangi ruang rasa di diri
Kudapati sebongkah pengharapan
menuntut balas kerinduan
Engkau...semoga terbaca warnaku
Adakah kau tangkap gelombang riuh
hingga dapat dirasakan dan dimengerti
Sebuah rasa telah menggunung
"tuk obati ini hanya dirimu"
Namun...dari mana harus mulai
Ingin sekali...jabatanmu, uluranmu
sebagai sambut atas rasaku
Akhirnya..benarlah semua ini
Ku memang memiliki...sebuah rasa
Tumbuh oleh hadirmu (dalam duniaku)
dan hatiku tlah memilihmu
Harapku...moga kita kan bersua lagi
tuk temukan ruang
tuk ujudkan dan rangkaikan
tuk damaikan dan tenangkan
demi tunaikan asa yang terbungkus rapi
Ku kan berusaha...agar engkau melihat
warna dan riuhnya suasana
Sungguh...kumenantimu
kuharapkanmu, kuinginkanmu
kusukai kamu, kusayangi kmu
Sementara...kututup dulu
Karna sungguh kutak kuasa
menahan besarnya hantaman rindu
Sampai jumpa....
Kunanti.... rajaman sinar matamu
manisnya senyummu, tebaran pesonamu
Jeda ini kan sangat panjang buatku

Oleh: Wa_One, Jum'at 29-11-2002

Rintihan Rindu

Jiwa ini menjerit
Merintih...
Mendengarkah dirimu?

Jeritan ini setiap hari merintih
Menanti penuh nya Jiwa
Lengkapnya diri...

Jiwa ini menangis
Bersimpuh di duniamu
Memilih untuk memohon

Disanakah dirimu?
Melihatkah engkau, akan ratapan Jiwa ini?
Di sanakah engkau, dengarkan rintihan hati?

Wahai Engkau yang merantai Jiwa
Berikan kunci pada ksatria sukma
Bebaskan Jiwa ini dari tangisnya
Jauhkan tetesan ini dari Jiwanya

Wahai Engkau pemilik Jiwa
Hentikan rintihan itu
Usap lembut tetesan itu
Karena Jawaban akan datang bersama
Usainya penantian indah tanpa akhir

Wahai puteri...
Sedang bersedihkah dirimu?
Tetesan air mata menggenangi mata indahmu
Adakah hal yang menyedihkan hatimu?

Wahai puteri..
Ijinkan aku berada di sisi
Walau hanya usir sepi
Dengan janji dan mimpi

Ijinkan aku usap sedih
Usir risau
Ijinkan aku jalani
Semua hal yang tak ingin kau jalani

Biar kugantikan
Semua hal yang tak ingin kau perankan
Percayakan padaku
Semua derita yang terbeban di pundakmu
Berikan semua padaku...

Berjanjilah
Hanya senyum dan tawa bahagia yang terpias di wajahmu
Tumpukkan padaku sedih mu

Karena ku ingin engkau menjadi orang yang paling bahagia
Yang memandang dunia ini dengan bangga akan cinta

Oleh: Iyur 2:40 a.m. on 24 Sept 2003

Masa Jeda (1)

Malam ini....bulan ramadan
Telah sunyi keadaan
Manusia berpulang ke kampung halaman
membawa sekarung keceriaan
Malam ini....kutulis kata terakhir
Hendak kulewati jeda teramat panjang, bagiku
Detik ini...terbaca dalam hati
kesedihan...peratapan...dan menangis
karena sebuah jeda menghampiri
Akan kurindukan engkau
pengusik hati, periak gelombang imaji
penawar rasa (yang) telah tumbuh
Saat ku kudatangi ruang rasa di diri
Kudapati sebongkah pengharapan
menuntut balas kerinduan
Engkau...semoga terbaca warnaku
Adakah kau tangkap gelombang riuh
hingga dapat dirasakan dan dimengerti
Sebuah rasa telah menggunung
"tuk obati ini hanya dirimu"
Namun...dari mana harus mulai
Ingin sekali...jabatanmu, uluranmu
sebagai sambut atas rasaku
Akhirnya..benarlah semua ini
Ku memang memiliki...sebuah rasa
Tumbuh oleh hadirmu (dalam duniaku)
dan hatiku tlah memilihmu
Harapku...moga kita kan bersua lagi
tuk temukan ruang
tuk ujudkan dan rangkaikan
tuk damaikan dan tenangkan
demi tunaikan asa yang terbungkus rapi
Ku kan berusaha...agar engkau melihat
warna dan riuhnya suasana
Sungguh...kumenantimu
kuharapkanmu, kuinginkanmu
kusukai kamu, kusayangi kmu
Sementara...kututup dulu
Karna sungguh kutak kuasa
menahan besarnya hantaman rindu
Sampai jumpa....
Kunanti.... rajaman sinar matamu
manisnya senyummu, tebaran pesonamu
Jeda ini kan sangat panjang buatku

Oleh: Wa_One, Jum'at 29-11-2002

Jeda (2)


Sekuntum bunga mawar, telah bersemi
Tumbuh karena pelaku, pemberi ruang hidup
Sebuah tempat dengan semua yang dibutuhkan
Dan..kuncup mawarpun mekar
Semerbak harum bertebaran di seisi ruang
Menggugah segala semangat
Menyuguhkan sebentuk warna dan rasa
Hanya sekuntum mawar
kan mendiami ruang kosong
meluluskan pinta dan ingin
dan merubah suasana hingga gemuruh terdengar
Namun...mawar butuh cahaya
demi kekuatan bertahan
tuk pancarkan kemampuan dimiliki
meski mawar tak kan pernah mati
Tatkala sang pemberi cahaya
terpisah karena jeda
rintihan mawar menggema
dan seisi ruang pun terpengaruhi
Hadirkan gejolak emosi
tak kuasa badan menahan gejolak
tingkah resah pun terujud
pun rasa rindu redam
Dekatlah wahai pemberi cahaya
Kan kupersembahkan
segala keindahan, warna dan harum
Karena sekuntum mawar
yang telah bersemi olehmu

Oleh Wa_One, Minggu 29-06-2003
Jika menurut Anda bermanfaat, silakan berbagi tulisan ini ke teman Anda dengan tombol Google+, Twitter, atau Facebook di bawah ini.
Comments
0 Comments
0 Comments

Berikan Komentar

Post a Comment

Translate This Page into