Home » , , , » Manusia Indonesia di Mata Gue (Sifat Negatif dan Positif)

Manusia Indonesia di Mata Gue (Sifat Negatif dan Positif)

Diceritakan oleh Gugun Arief pada Thursday, March 5, 2015 | 3:34 PM

MANUSIA INDONESIA DI MATA GUE (cieeeehhh) - Semasa SMA saya pernah membaca buku Manusia Indonesia karangan Mochtar Lubis. Buku itu begitu mengesankan namun saya masih bertanya-tanya, apa iya begitu? Soalnya manusia Indonesia yang teridentifikasi oleh saya ya cuma teman-teman sekolah dan guru yang masih relatif homogen. Cuma wong Jowo saja. Masak saya bisa menyimpulkan manusia Indonesia hanya dari sample satu etnik? Baru ketika saya kuliah di Jogja saya mulai kenal rekan-rekan dari etnik lain.

Mengingat tulisan Mochtar Lubis tersebut, saya bertanya-tanya apa iya karakter orang Indonesia semacam itu? Lalu saya pun bikin kesimpulan sendiri. Yah ini emang cuman generalisasi yang mungkin bakal kau pisuhi :p tapi coba deh kau pikir dan rasa sendiri.

Saya awali dengan sifat-sifat orang Indonesia yang negatif.

Sifat-Sifat Orang Indonesia yang Negatif

1. Mudah terprovokasi.

Mudah sekali memprovokasi kerumunan orang Indonesia. Gunakan pancingan yang sensitif semacam agama dan suku, biasanya tanpa mikir semua akan "trance" bersama-sama dan ngamuk. Makanya tahun 1998 kerusakan bisa semasif itu. Sentimen kebencian yang terpupuk lama, ketidakmampuan mengkonfrmasi informasi secara cepat dan kecenderungan bergerak secara kolektif membuat manusia Indonesia bak bensin pada jerami. Dalam kerumunan orang Indonesia cenderung sukar berpikir dan mencari tahu siapa benar siapa salah. Mereka akan mengikuti kebanyakan orang. Misal ada orang teriak maling dan ada satu dua orang memukuli, secara otomatis tanpa konfirmasi informasi orang-orang akan ikutan memukuli.

Manusia Indonesia berebut buah dan sayuran dari mobil hias karnaval
Manusia Indonesia, berebut buah dan sayuran dari mobil hias karnaval

2. Mudah lupa

Orang Indonesia memiliki ingatan sejarah jangka pendek. Mereka cenderung bereaksi pada sesuatu yang instan secara heboh lalu lupa berangsur-angsur. Makanya orang-orang bermasalah masih bisa terpilih sebagai pejabat. Orang-orang berskandal pun masih bisa punya tempat sebagai pahlawan.

3. Cenderung korup

Mungkin kalian akan marah dan menyangkal. Kalian akan bilang bahwa pejabat lah yang begitu. Tapi ingat, pada dasarnya pejabat juga sama seperti warga biasa. Mereka cuma dapat fasilitas. Sebelum jadi pejabat, mereka akan sama vokalnya dengan kita. Mereka juga akan lantang bicara soal gantung koruptor. Korup juga nggak harus soal uang banyak atau benda-benda besar. Siapa hayo yang pernah kehilangan sandal di masjid? Siapa pernah beli gethuk pisang di kereta yang tebel bungkusnya doang? Siapa pernah beli kepiting hamil ternyata telurnya ubi? Siapa pernah beli anggrek berbunga ternyata daun dan bunganya pisahan? :D

4. Standar ganda

Ini sebenarnya juga bukan monopoli sifat orang Indonesia hehehe. Orang kita biasanya suka pasang standar ganda untuk kepentingan yang berbeda. Kita protes tayangan kartun-kartun unyu macam Tom & Jerry sebagai kekerasan namun membiarkan propaganda terorisme macam ISIS merajalela. Adegan laga dalam film dicut tanpa ampun, kuatir ditiru, tapi berita kriminal yang detail soal modus kejahatan disiarkan terang-terangan. Kita mengimani facebook dan Twitter, percaya pada teknologi tapi bertindak sesuai weton dan primbon. Teknologi kita Star Wars tapi pola pikir kita Flintstones.

5. Tidak disiplin

Waaah gue banget ihik hik...yah harus saya akui juga lah biar nggak standar ganda. Kita memang bangsa yang terlalu santai dan menikamti hidup sehingga suka buang-buang waktu. Janjian jam 1 datangnya jam 2. Makanya kalau janjian, mundurin waktunya sejam ke belakang. Kalau telat ntar pas. Tak cuma waktu, kita juga menyepelekan peraturan. Buang sampah di mana-mana. Paling sering kalian lakukan adalah buang puntung rokok sembarangan. Bangsa kita adalah salah satu bangsa yang menganggap remeh soal sampah. Lampu merah kalian terobos (aku kan cuma kadang-kadang aja...)

6. Tidak bisa merawat

Kita bukan bangsa yang bisa merawat dan melestarikan. Nggak tahu kan kalian bentuk rumah jaman Majapahit? Misalnya ada gedung dibangun untuk kegiatan masyarakat. Paling-paling setahun kemudian udah lumutan. Sifat ini berkaitan dengan karakter mudah lupa tadi. Coba amati gedung-gedung bersejarah di kota kalian. Ada nggak yang masih dikelola dengan baik?

Karena sifat inilah makanya kita juga bukan tipe bangsa pengarsip. Di mana catatan-catatan penting soal budaya dan sejarah masa pra kemerdekaan? Paling kerasa ketika kita nyari database di internet misalnya. Cobalah cari info yang sistematis soal kesenian daerah. Bandingkan dengan situs luar negeri.

Ada fakta miris yang jarang ditulis karena sensitif....ada candi yang dihancurkan atau dibiarkan tertimbun karena semacam hegemoni kepercayaan. Itu saya dengar dari seorang senior perihal kehidupan religi di desanya.

7. Kecenderungan hipokrit

Gamblangnya hipokrit itu munafik. Namun kayaknya munafik dalam bahasa Arab maknanya lebih luas daripada sekadar hipokrit jadi saya tetap pakai istilah hipokrit, yaitu mengecam sesuatu terang-terangan tapi diam-diam menjalaninya. Ini memang subyektif dan tolok ukurnya kabur. Namun dalam pergaulan nampaknya ini sering kita temui. Sudah umum kalau saya rasakan. Saya sering lihat seseorang yang punya semacam "kebejatan" umum di kampungnya, postingnya di medsos banyak kata-kata hikmah, kutipan ayat dll. Apakah ini sifat umum semua bangsa? Tanyakan pada nurani sendiri deh.

8. Lebih menghargai hasil daripada proses

Orangtua pada umumnya ingin anaknya jadi orang berpangkat. Walau secara lips service bilangnya sih sebagai orang berguna. Lebih berguna mana jadi manager, pejabat, dokter daripada sebagai komikus, penulis atau penari ketoprak? Jangan jawab secara normatif...tapi lihat fakta orangtua yang merestui anaknya memilih profesi berbeda.

Karena hal ini maka perbedaan lahan profesional juga jarang terapresiasi. Profesi orang Indonesia jadi cenderung seragam. Tapi kayaknya ini cuma berlaku secara rural dan lokal hehehe. Saya lihat seniman sekarang kaya-kaya. Bayarannya dollar. Mobilnya BMW mainannya Hot Toys. Seniman kere itu masa lalu. Sekarang pun TKI tidak harus ke luar negeri. Di depan komputer main adsense, ikutan 99design, monetize akun youtube seseorang bisa dapat bayaran dollar :D yang mbayar siapa? Ya orang luar yang bikin sistem kan. TKI juga dong... TKI=Tenaga Kreatif Internetan. Itu positif.

Tapi gimana tetangga lihatnya? Nggak pernah keluar rumah kok bisa beli mobil? Piara tuyul pastiii...pernah nggak dianggap gitu? Kalau iya ya karena orang-orang nggak lihat proses. Lagian mereka tidak tahu ada profesi semacam itu.

Oke...rasanya nggak adil kalau cuma saya jabarkan sifat buruknya. Sekarang sifat positifnya.

Sifat-Sifat Orang Indonesia yang Positif

1. Mudah beradaptasi

Bangsa Indonesia mudah sekali beradaptasi dengan kebudayaan asing selama ratusan tahun. Kita berbudaya Inggris, Amerika, Arab, India namun tetap terasa lokal. Kita punya lidah yang cepat beradaptasi dengan semua bahasa. Gampang fasih. Dengan kefasihan itu, orang Indonesia bisa memirip-miripkan diri dengan Arab, Jepang, Korea dll. Tuh lihat boysband lokal yang niru-niru style Jepang n Korea. Mirip kan? Bayangin coba misalnya boysband dari Sri Lanka, Bangladesh atau Somalia yang mau niru...(woy! Rasis woy!...) Mungkin yang kita sukar beradaptasi dengan kebudayaan asing ya soal....disiplin tadi.

2. Ramah dan terbuka

Kita ramah sekali sama orang asing. Kadang kita juga nggak memikirkan tujuan si pendatang. Dulu Belanda masuk juga kita sambut ramah, Jepang masuk kita sambut ramah. Perkara belakangan kita usir itu emang karena mereka ketahuan belangnya. Indonesian juga suka menyapa ramah orang asing tanpa ada urusan. "Hello mister, do you like Indonesia? Hello Miss, where are you come from?"

Ini memang agak rancu dengan sifat aneh bangsa kita yang lain (nggak saya masukin kategori ini), yaitu sifat "xenogumun". Xeno artinya asing, gumun artinya heran atau kagum berlebihan. Contoh xenogumun itu kita gampang girang liat bule, tanpa alasan ngajak foto bareng bule dll. Terus kita juga histeris kalau budaya kita dipake bule...misalnya "Wow! Artis Hollywood pakai batik!" "Wow, Indomie digemari orang Amrik", dll. Masak ada orang Amrik histeris lihat kita pakai Jeans? Pernah emangnya kalian denger orang bule bilang gini:
"Wow...jeans dipake orang Indonesia!"
"Wow film paling laris di Indonesia adalah buatan Amerika!"

3. Suka membantu

Di Indonesia, kalau ada tetangga punya hajatan biasanya masyarakat berbondong-bondong membantu. Kita adalah bangsa yang sering mengadakan acara kerja bakti. Semua bawa senjata tajam tapi tidak ada keinginan untuk saling bunuh....(eh! Lebay ya? :p ) Pokoknya kita akan ringan tangan bantu orang kesusahan, dan kadang nggak selalu saling kenal. Emang aneh juga ya bangsa penolong begini juga sekaligus bangsa yang gampang ngamuk...sama-sama spontan juga...

4. Terampil dalam membikin

Meskipun masih kalah ama Cina yang emang jago bikin apa-apa...kita adalah bangsa yang punya skill cukup tinggi untuk membikin-bikin. Makanya juga banyak pabrik di sini. Dengan sedikit pelatihan, kita mampu meniru sesuatu. Andai saja semua elemen birokrasi maupun kultur mendukung, niscaya kita akan lebih cepat maju sebagai negara produsen.

5. Suka berkomunitas

Bangsa kita hidup secara komunal. Yang individualistis meskipun udah mulai bertambah seiring dengan perkembangan teknologi, namun masih belum sebanyak yang komunal. Ada banyak sesuatu yang sifatnya komunal di sini misalnya arisan, perguruan silat, klub bulutangkis dan klub rasan-rasan tetangga (ngegosip). Tetangga saling kenal baik dalam radius beberapa kilo. Jika dipadukan dengan sifat positif nomor 3, tentunya ini jadi hal baik.

6. Toleran

Oke...ini agak jadi polemik sekarang. Karena saking adaptif dan terbukanya kita, ideologi khawarijistic macam wahabi pun bisa masuk dan banyak fans-nya. Namun alhamdulillah kita masih menjunjung nilai-nilai kebersamaan. Hanya Indonesia bangsa di dunia yang banyak etnis dan budaya tapi masih akur satu sama lain. Iraq, Syria, Pakistan yang orangnya seragam aja bisa dibikin bentrok. Kita sampai sekarang masih relatif rukun. ya memang sempat ada clash antar etnik tapi secara nasional masihlah terkendali. Antar agama juga bisa rukun namun sekarang kita mulai memanas karena fans khawarij mulai nyebarin ideologi takfir. Semoga sifat toleran ini terus terpelihara karena ada sekelompok kaum gagalpaham yang bingung mencampurkan antara toleransi dengan sinkretisme. Tahun 80-90an nggak ada itu anti Syiah, anti valentine, anti tahun baru dll. Yang ada anti komunis (cieeeehhh).

7. Mandi dua kali sehari

Itulah yang menjadikan orang Indonesia cakep-cakep dan wangi.

8. Suka menyuruh mandi

Karena itulah ada sifat positif nomor 7.

Jika menurut Anda bermanfaat, silakan berbagi tulisan ini ke teman Anda dengan tombol Google+, Twitter, atau Facebook di bawah ini.
Comments
0 Comments
0 Comments

Berikan Komentar

Post a Comment

Translate This Page into