Home » » Tips Menghadapi Anak yang Sering Memukul

Tips Menghadapi Anak yang Sering Memukul

Diceritakan oleh Dewa Ayu Erniathi pada Saturday, January 10, 2015 | 6:22 PM

Tips Menghadapi Anak yang Sering Memukul - Bentuk komunikasi di dalam dunia anak sangatlah menarik untuk dipejalari. Pada dasarnya anak yang masih dalam usia balita dan prasekolah akan mengalami banyak sekali proses pembelajaran dalam hal komunikasi verbal. Para orang tua biasanya akan menerapkan cara mendidik yang disiplin atau memperlakukan mereka secara lembut dengan tujuan agar sang anak bisa memiliki karakter tersebut. Namun pada kenyataanya, sang anak justru sangat sering memiliki perilaku yang bertentangan terhadap apa yang telah diajarkan oleh orang tuanya. 

Sayangnya, kondisi demikian sering tidak disadari oleh para orang tua bahwa sebenarnya hal ini termasuk sebagai sebuah reaksi yang normal dan memang sudah sesuai dengan usia anak-anak. Respon fisik yang diberikan secara naluriah seperti memukul, menggigit, melempar barang, atau menarik rambut merupakan bentuk perilaku yang digunakan sang anak dalam berkomunikasi. 

menghadapi anak yang sering memukul
Orang tua diharapkan lebih sabar menghadapi anak yang sering memukul.
Untuk kondisi seorang anak yang sering memukul teman sebayanya, para orang tua biasanya akan menerapkan metode yang disiplin seperti memukul balik anak mereka dengan maksud untuk memberitahu mereka agar tidak lagi memukul orang lain. Tindakan seperti itu justru tidak efektif dalam menghentikan kebiasaan anak memukul karena kebiasaan ini termasuk respon fisik naluriah yang nantinya akan hilang seiring bertambahnya usia sang anak. Mendidik dengan menggunakan konsep konsekuensi secara fisik sebagai usaha untuk mencegah kebiasaan anak tidak akan berhasil dikarenakan seorang anak memiliki pemikiran, logika, dan penalaran yang belum berkembang secara utuh.

Maka dari itu, menghadapi anak yang sering memukul sebaiknya dilakukan dengan menggunakan konsep pengajaran. Dengan memberikan respon secara lembut disertai dengan pemahaman pada anak bahwa memukul merupakan tindakan yang tidak baik akan menjadi lebih efektif dibanding konsep kekerasan. Selain itu, kebiasaan anak yang terbilang frontal bisa juga dihadapi dengan melatih orang tua agar bisa lebih sabar sembari melakukan beberapa cara lain berikut ini.

Pengawasan

Seorang anak yang memiliki respon untuk bertindak secara fisik sebaiknya dihadapi dengan melakukan metode pengawasan. Caranya dengan melakukan kontak visual kepada sang anak ketika ia sedang bermain bersama temannya. Hal ini mungkin terbilang merepotkan orang tua, namun hal ini bisa memberikan dampak positif bagi perkembangan mental sang anak.

Intervensi

Tips menghadapi anak yang sering memukul selanjutnya adalah dengan melakukan intervensi. Teknik ini membutuhkan kejelian dari orang tua, yaitu dengan segera melindungi anak-anak lainnya sebelum mendapatkan perlakuan fisik dari sang anak.

Memisahkan Mainan Favorit

Anda bisa menerapkan metode ini dengan memulai untuk merawat serta menjaga mainan sang anak agar tidak rusak atau hilang. Selain itu, memisahkan mainan faovritnya agar tidak digunakan oleh anak-anak lain juga bisa mencegah tinbulnya respon fisik anak yang selalu ingin memukul. Maka dari itu, cobalah untuk memberi kesempatan bagi sang anak dalam memilih mainan favoritnya sebelum membiarkan temannya memilih mainan

Memilih Permainan

Jenis dari permainan yang dimainkan memiliki peranan penting dalam membantu anak yang sering melakukan agresi fisik. Dengan mengajaknya bermain bola atau jenis permainan yang melibatkan aktifitas fisik bisa dipilih jika sang anak sudah menunjukkan tanda-tanda yang mengarah pada agresi fisik.

***

Respon fisik seperti memukul merupakan hal yang sangat wajar pada usia anak-anak. Sebagai orang tua, Anda hanya dituntut agar bisa menyikapinya dari perspektif sang anak, mengingat hal ini akan hilang secara alami seiring dengan bertambahnya usia mereka. Semoga dengan menerapkan beberapa tips menghadapi anak yang sering memukul di atas, bisa membantu orang tua dalam memberikan bimbingan pada anak yang memiliki penyimpangan sikap secara frontal.

Jika menurut Anda bermanfaat, silakan berbagi tulisan ini ke teman Anda dengan tombol Google+, Twitter, atau Facebook di bawah ini.
Comments
0 Comments
0 Comments

Berikan Komentar

Post a Comment

Translate This Page into